Yi Hwang

Yi Hwang
Nama Korea
Hangul
이황
Hanja
李滉
Alih AksaraI Hwang
McCune–ReischauerYi Hwang
Nama pena
Hangul
퇴계
Hanja
退溪
Alih AksaraToegye
McCune–ReischauerT'oegye
Nama kehormatan
Hangul
경호
Hanja
景浩
Alih AksaraGyeongho
McCune–ReischauerKyŏngho
Nama anumerta
Hangul
문순
Hanja
文純
Alih AksaraMunsun
McCune–ReischauerMunsun

Yi Hwang (1501-1570) adalah salah seorang dari empat tokoh cendekiawan dan ilmuwan Korea dari Dinasti Joseon, disamping Yi I (Yulgok), Cho Shik(Nammyung), Seong Hon (Woogye). Yi Hwang lebih dikenal dengan nama pena Toegye yang berarti "menyusur balik sungai". Nama istananya atau gelar kerhormatannya adalah Gyeongho.

Yi Hwang terlahir di Ongye-ri (sekarang Ansan), Andong, Gyeongsang Utara, pada 25 November, tahun 1501. Keluarganya adalah klan Yi dari Jinseong. Semasa kecil ia adalah anak yang sangat cerdas. Pada usia enam tahun, ia mulai menguasai puisi klasik Tionghoa Seribu Karakter Klasik dari seorang tetangganya dan pada usia 12 tahun sudah mempelajari kitab Analek Kong Hu Chu dari pamannya, Yi U. Pada usia 19 tahun, ia pun menguasai dua volume kitab Seongni Taejeon karya pemikir Neo-Konfusianisme dari Tiongkok, Hu Guang, kemudian mengalami proses kebangkitan besar. Pemikirannya pun didasarkan pada cara pandang ilmuwan Tiongkok dari Dinasti Song, Zhu Xi.

Yi tiba di Seoul pada usia 23 tahun untuk belajar di Akademi Nasional. Ia kemudian berhasil lulus dari ujian sipil provinsi dengan penghargaan tertinggi pada usia 33 tahun dan melanjutkan cita-citanya menjadi ilmuwan sambil bekerja pada pemerintahan Joseon. Ia bekerja untuk negara sepanjang hidupnya dengan berpindah-pindah dari 29 posisi berbeda. Yi terkenal sangat anti-korupsi dan tugasnya adalah memberantas para koruptor dalam kantor pemerintahan. Dalam laporannya kepada raja setelah melakukan inspeksi rahasia dari provinsi Chungcheong, ia melaporkan tentang anggota kantor pemerintahan yang mengabaikan perintah atasannya, dan melakukan penggelapan harta dari anggaran dasar pemerintah. Akibat prinsip anti korupsinya yang tak mengenal belas kasihan, beberapa kali ia diasingkan dari ibu kota.

Pada tahun 1594, ia pensiun dari pekerjaannya dan pulang ke kampung halamannya sampai akhir hayatnya. Di sana ia berencana membangun Dosan Sowon, akademi swasta Konfusius yang mengajarkan ajaran klasik Konfusius serta upacara-upacara religius. Sayangnya pada tahun 1570, ia terlebih dahulu menghembuskan napas terakhir sebelum melihat pembukaan sekolahnya. Walau begitu, para anak didiknya terus melanjutkan pengajaran setelah wafatnya Yi. Dosan Sowon dibuka tahun 1570 dan masih berdiri hingga sekarang.

Yi Hwang yang terpampang di mata uang kertas 1.000 won.

Setelah kematiannya, Yi Hwang secara resmi diangkat menjadi menteri dengan pangkat tertinggi dan tablet memori yang mengukir namanya disimpan di kuil Kong Hu Chu bersamaan dengan tablet memori milik Raja Raja Seonjo. Banyak karya Konfusianisme dan sastra yang ditulisnya, contohnya adalah "shijo", koleksi syair yang sangat dikenal oleh sastrawan pada zaman Dinasti Joseon. Dalam 40 tahun hidupnya, Yi Hwang mengabdikan diri pada 4 orang raja, yakni Junjong, Injong, Myeongjong dan Seonjo

Toegyero—sebuah nama jalan di pusat kota Seoul—dinamakan dari nama penanya, dan pola Taekwondo dari Toi-Gye dinamakan untuk memberi penghormatan bagi Yi Hwang.


Developed by StudentB